Tiba-tiba aku ingin ke tempat lama. Pada sore hari sambil merenung akan hal-hal yang telah fana. Di sana, aku ingin menangis tanpa malu, aku ingin berteriak tanpa ragu.
Aku hanya ingin duduk di tepian, menggenggam pasir, dan membuang segala bentuk amarah ke luasnya lautan. Aku akan memutar lagu-lagu paling sendu.
Aku akan mencairkan pikiran-pikiran yang sedang kacau.
Aku tahu tenangnya lautan dan hangatnya senja adalah tempat terbaik untuk menyendiri. Makanya, aku sering menghabiskan waktu sedihku di sana, menumpahkan kesal dan sesal, lalu kembali mencoba memandang harapan.
Dulu, kepada laut aku sering berjanji. Aku tidak akan datang dengan perasaan yang sedih lagi. Aku tidak akan datang seorang diri lagi. Janji yang kuucap seakan terasa tabu, sebab akhirnya selalu palsu. Aku selalu kembali dengan raga dan rasa yang memang sedang tidak baik-baik saja.
Bahkan, aku sempat menghindari pantai dan lautnya untuk kabur lalu berpura-pura bahagia.
Aku tinggal jauh dalam hirup pikuk kota.
Aku berbaur dalam keramaian tanpa peta. Namun, jika kalut kembali melanda,
salah satu kerinduan hanyalah menyendiri di sana.
Komentar
Posting Komentar