Langsung ke konten utama

"Berbahagialah, Kawan"

Beberapa teman telah menemukan tambatan hatinya. Sebagian bersama orang asing, ada yang sebelahan rumah, beda kota, bahkan kembali dengan teman sekolah. 

Mereka membagi kebahagian lewat beberapa foto penuh dengan senyuman. Handai taulan banyak berkomentar dengan doa dan harapan yang baik. Begitupun yang hadir langsung di tempat resepsi tentu mengucapkan yang hal sama. "Semoga kalian bahagia selalu."

Cerita pertemuan dua insan hingga akhirnya memutuskan untuk menikah kadang membuat saya ikut berdebar. Semesta sangat sempurna mengatur jalan hidup manusia. Semuanya tidak terduga tapi berharap akhirnya kan bahagia. Banyak dari mereka kadang merasakan patah hati berkali-kali lalu dipertemukan dengan obat yang tepat. Ada juga yang berjuang dengan restu hingga mendapat setuju dari orang tua. Banyak yang terhalang materi namun jalan Tuhan selalu membantu tanpa pilih.

Saya yakin cerita pertemuan dan saling jatuh cinta mereka tidak akan pernah terlupakan satu sama lain. Apa yang sudah dilalui dan diperjuangkan, cerita itu akan tetap hidup di hati mereka. 

Berbahagialah selalu kawan. Kelak, aku akan membagikan ceritaku untukmu tentang seseorang yang kusayangi juga. Seseorang yang mau sehidup semati untukku sama seperti kalian. Hehe, walaupun belum tahu siapa orangnya. Namun, semoga ada kesempatan untuk kita bertemu dan berbagi kebahagian.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tempat Terbaik Untuk Merapuh"

Tiba-tiba aku ingin ke tempat lama. Pada sore hari sambil merenung akan hal-hal yang telah fana. Di sana, aku ingin menangis tanpa malu, aku ingin berteriak tanpa ragu.  Aku hanya ingin duduk di tepian, menggenggam pasir, dan membuang segala bentuk amarah ke luasnya lautan. Aku akan memutar lagu-lagu paling sendu. Aku akan mencairkan pikiran-pikiran yang sedang kacau. Aku tahu tenangnya lautan dan hangatnya senja adalah tempat terbaik untuk menyendiri. Makanya, aku sering menghabiskan waktu sedihku di sana, menumpahkan kesal dan sesal, lalu kembali mencoba memandang harapan. Dulu, kepada laut aku sering berjanji. Aku tidak akan datang dengan perasaan yang sedih lagi. Aku tidak akan datang seorang diri lagi. Janji yang kuucap seakan terasa tabu, sebab akhirnya selalu palsu. Aku selalu kembali dengan raga dan rasa yang memang sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, aku sempat menghindari pantai dan lautnya untuk kabur lalu berpura-pura bahagia. Aku tinggal jauh dalam hirup pikuk kota. A...

"Beberapa Sempat"

Aku sempat merasa kecewa dengan hidup. Dengan harap yang tidak berujung nyata. Dengan cinta yang tidak berujung berdua. Dengan pikiran yang tidak tentu arah. Aku sempat membenci proses hidup. Setiap hari, sulit merasa lega. Setiap saat, sulit merasa tenang. Dan setiap hari kadang dibuat bimbang. Aku sempat tidak suka tersenyum. Untuk hal-hal yang terlalu menggembirakan. Untuk sosok yang membuat jatuh cinta. Untuk perhatian-perhatian yg semu. Aku takut kecewa, jika terlalu sering bahagia. Hingga makin hari, aku selalu berkabung dalam rasa sakit. Dalam rasa-rasa sendiri. Dalam rasa-rasa kesepian. Sebab, aku terlalu menutup diri pada hal yang kian mempesona. Hingga tiba-tiba, tiba di hari ini. Aku terharu bahkan menangis dengan parah. Aku melepas hal-hal menyakitkan sebab aku sadar telah dibersamakan dengan orang-orang baik. Mereka menatapku bangga, penuh cinta. Mereka memelukku erat, tanpa enggan. Aku tidak tunggal. Yang lain mungkin meninggalkan, tetapi masih ada sebagian yang tetap men...

"Akhirnya, Tiba di Titik Ini"

Terima kasih semesta... Aku lega melepas rasa dengan bangga. Tidak akan ada lagi andai dan harap yang sering terucap tentangnya. Tidak akan ada lagi ingin dan doa yang meminta dirinya. Terima kasih semesta telah menunjukkan siapa dia. Terima kasih telah memberi jawab atas ragu dan beberapa tanda tanya. Terima kasih telah memberi sempat untuk semakin kuat. Kali ini, aku tidak berkamuflase lagi. Apa yang kupikir, kutahu, hingga kini kulepas ternyata benar-benar memberi rasa lega.  Kali ini, aku tidak lagi mengasihani diri, apa yang kualami, apa yang kusesalkan, hingga kini mulai kuikhlaskan ternyata benar-benar memberi rasa bahagia. Salah satu strategi semesta, membiarkanku sedikit terluka agar lekas melupa. Semesta luar biasa dengan pelajarannya yang lebih luar biasa.